PELANGSING - Seperti pada umumnya wanita yang membaca semua majalah wanita dan menonton berbagai siaran di TV, saya pun termakan ide bahwa badan yang langsing (baca: kurus) adalah badan yang didambakan semua wanita. Dan seperti layaknya wanita yang menginginkan badan langsing, saya sudah mencoba berbagai macam diet. Hampir semua diet yang saya coba berhasil selama 3-6 bulan pertama, dan setelah itu saya berhenti karena bosan. Setelah berhenti, berat badan akan kembali seperti sediakala dengan ekstrabonus tambahan beberapa kg.
Jadi setiap kali saya mencoba diet baru, hampir bisa dipastikan berat badan saya justru akan naik setelahnya. *menghela nafas. Tapi bukannya kapok, saya kembali mencoba diet jenis lain, dan mengulangi kembali proses turun naik berat badan. Saya memulai diet di saat berat badan saya 48 kg (dengan tinggi 157 cm) dan sekarang berat saya adalah sekitar 65. Memang umur mempengaruhi metabolisme (proses pengubahan makanan menjadi energi) saya yang melambat, akan tetapi berbagai diet yang saya coba ikut menyumbangkan peranannya dalam kenaikan berat badan saya.
Diet dengan mengurangi porsi makanan
Ini adalah diet yang pertama kali saya coba. Makan seperti biasa, hanya saja porsinya lebih kecil. Saat awal saya mencoba, metabolisme saya jauh lebih lebih cepat daripada sekarang. Jadi diet seperti ini masih bisa berfungsi. Pada prinsipnya, diet ini didasarkan kepada prinsip bahwa makanan yang kita makan haruslah lebih sedikit dari energi yang kita keluarkan. Jadi makanan seorang atlet yang banyak bergerak akan lebih banyak daripada mereka yang hanya duduk di depan komputer seharian.
Diet seperti ini akan bermanfaat bila metabolisme kita cukup cepat sehingga bisa mengubah hampir semua kalori kita menjadi energi dengan sedikit saja yang disimpan tubuh sebagai lemak. Akan tetapi untuk mereka yang sudah berumur, diet seperti ini tidak akan banyak berguna, karena metabolisme tubuh melambat. Jadi, meskipun makan sedikit, tetap saja sebagian akan disimpan sebagai lemak.
Diet ini awalnya akan berhasil, setidaknya demikian bagi saya, karena saya masih muda dan aktif bergerak. Akan tetapi, tubuh kita yang superpintar akan menyesuaikan diri dengan memperlambat metabolisme kita secara alami dan menyesuaikan diri dengan makanan yang berkurang sehingga pada akhirnya berat badan akan kembali seperti semula.
Dan, karena diet ini akan membuat saya lapar (tentu saja lapar, dari biasanya dua piring nasi setiap makan, menjadi setengah piring, mana cukup?) kita akan cenderung untuk bersikap balas dendam, dan makan lebih banyak. Kombinasi antara metabolisme melambat dan makan lebih banyak inilah yang membuat berat badan saya bertambah dibandingkan dengan sebelum diet.
Kesimpulan: Diet ini sangat tidak saya rekomendasikan, terutama bagi mereka yang sudah di atas 30 tahun, apalagi bagi mereka yang doyan makan, seperti saya hehehe..
Diet menggunakan obat pelangsing
Yaaa... ini sebenarnya bukan diet, kan? Karena arti dari diet sebenarnya adalah mengatur pola makan sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh kita. Tetapi saya masukkan juga karena saat itu tujuan saya adalah mengurangi berat badan. Saya mencoba beberapa jenis pil dan jamu selama jangka waktu 2 minggu sampai 3 bulan kurang lebih. Beberapa menyebabkan berat badan turun dengan cepat, beberapa membuat turun, tetapi lambat dan beberapa tidak ada efek sama sekali.
Diet menggunakan obat pelangsing adalah hal yang paling saya sesali, karena pil diet apapun, betapapun iklannya mengatakan aman dan alami, tetap bukan hal yang terbaik bagi tubuh kita. Pil diet yang pernah saya coba adalah pil yang mempercepat fungsi metabolisme saya (saking cepatnya sampai saya terus menerus buang air kecil dan besar) dan pil dari jenis yang menghilangkan nafsu makan saya. Dua-duanya adalah hal yang buruk dan memberikan efek negatif bagi tubuh saya. Badan saya menjadi lemas, pencernaan saya jadi iritasi karena bekerja terlalu cepat, dan sebagainya.
Pil diet, sebagaimana obat-obatan lainnya, tidak dapat digunakan dalam jangka waktu terlalu lama karena akan merusak fungsi tubuh kita, terutama hati dan ginjal. Dan saat saya berhenti mengonsumsi pil diet, berat badan saya naik dengan sangat cepat, tidak sampai 2 minggu berat badan saya akan kembali seperti semula, dan, seperti biasa, malah bertambah dari berat sebelumnya.
Kesimpulan : Sangat tidak saya rekomendasikan! Bahaya! Betapapun produsennya bilang pil atau jamu tertentu aman, tetap saja akan memiliki efek samping yang membahayakan tubuh kita.
Diet Food Combining
Ini adalah diet yang saya coba saat tingkat akhir kuliah saya, bersama-sama dengan teman kost. Diet yang dipopulerkan oleh Andang Gunawan ini pada dasarnya adalah memisahkan konsumsi Karbohidrat sederhana (seperti nasi, mie, kentang, dan sejenisnya), Protein (Daging, ikan, ayam) dan Buah-buahan. Ketiga jenis makanan ini haruslah dimakan secara terpisah. Kita boleh menggabungkan nasi dengan sayuran atau protein dengan sayuran, tetapi kita tidak boleh makan nasi dengan protein (misalnya nasi dengan ayam, tidak boleh).
Kita boleh mengonsumsi nasi dan lauk secara terbatas, tapi kita boleh makan sayuran sepuasnya. Dengan demikian kita tidak akan merasa lapar. Bahkan kita hanya perlu melakukan diet jenis ini selama 5 hari dalam seminggu, dan saat dua hari sisanya kita boleh makan sesuka hati kita.
Sayangnya diet ini akhirnya membuat saya bosan dan bingung, karena umumnya menu masakan Indonesia adalah campuran nasi dan protein, apalagi saat libur diet kita boleh makan seperti biasa, akhirnya malah jadi keterusan. Tetapi diet ini cukup berhasil, dan saat saya berhenti pun kenaikan berat badan tidak terlalu banyak dibanding sebelumnya. Hingga sekarang pun saya selalu berusaha mengonsumsi karbohidrat secara terpisah dengan protein. Tetapi tidak lagi terlalu saklek.
Kesimpulan : Diet seperti ini cukup baik, tetapi harus sangat disiplin dan masak sendiri. Kalau sering makan di luar (sebagaimana orang kantoran) akan mengalami kesulitan mencari menu yang sesuai, belum lagi godaannya.
Diet Vegetarian
Ini mungkin adalah diet tersingkat di antara semua diet yang saya coba di atas. Sebagaimana semua tahu, bahwa diet vegetarian adalah diet di mana kita hanya mengonsumsi makanan nabati dan menghentikan asupan makanan hewani. Semua yang berasal dari hewan, daging, ikan, ayam semua tidak boleh, telur dan susu pun, hanya sekali-sekali (sebenarnya ini pun tidak boleh). Jadi saya makan nasi, dengan sayuran dengan tambahan protein nabati seperti tempe dan tahu. Saya tidak bisa melakukan diet ini terlalu lama karena saya cepat sekali merasa lapar. Akhirnya saya malah jadi tambah gemuk. ^_^
Belakangan saya tahu, setelah membaca artikel-artikel dari Ibu Tan Shot Yen di tabloid Nova, bahwa karbohidrat sederhana seperti nasi, mie, kentang dll, akan cepat sekali diolah tubuh kita menjadi gula darah, dan lonjakan gula darah itu akan membuat produksi insulin kita meroket untuk menekannya. Hanya dalam 2 jam seluruh karbohidrat akan berubah menjdai gula darah akibatnya kita menjadi ngantuk dan lapar setelah makan nasi. Dan ini diperparah kalau kita memang sudah dari sananya ada bakat memiliki sensitivitas insulin yang tinggi secara genetis (biasanya jika orang tua kita ada yang kena diabetes), reaksi lapar yang ditimbulkan akan lebih parah. Bahkan kita akan sulit merasa kenyang saat makan.
Kesimpulannya: Diet ini kurang saya rekomendasikan, dengan tetap menghormati mereka yang vegetarian karena agama dan kepercayaannya, kecuali kalau bisa mengurangi asupan nasi, roti dan mie dan memperbanyak makan sayuran (baik yang dimasak maupun yang mentah) dan berhati2 agar tetap cukup dalam mengonsumsi protein nabatinya. Juga mengonsumsi tambahan vitamin B12 karena biasanya ini hanya terdapat dalam protein hewani.
Diet susu protein
Diet susu protein yang pernah saya coba adalah dari WRP dan Herbalife. Pada umumnya susu protein ini bukan susu sapi, sehingga aman bagi mereka, termasuk saya, yang Lactose intolerant . Umumnya diet ini mengganti Sarapan dan makan malam kita dengan minum susu dan tetap makan seperti biasa saat makan siang. Untuk cemilan WRP menyediakan kue kering khusus untuk diet atau sup sachet.
Memang berat badan turun cukup cepat, akan tetapi sangat membosankan untuk orang yang (sebagaimana saya sebutkan di atas) doyan makan seperti saya. Makan makanan sungguhan itu adalah suatu kenikmatan yang tidak bisa digantikan dengan dua gelas susu pagi dan sore. Selain itu saya juga mendengar issue bahwa kedelai (komponen dalam beberapa jenis susu protein) pada dasarnya kurang baik bagi hormon wanita. Jadi sebagai mana diet yang lain, tamat pula riwayat diet satu ini.
Tapi lumayan, saya bertahan sampai lebih dari 6 bulan. Dan Ibu warung depan rumah saya yang juga ikut-ikutan saya dalam diet ini, turun jauh lebih banyak dari pada saya berat badannya, demikian juga beberapa teman saya. Dan mereka kelihatan cukup sehat.
Kesimpulan : Silahkan saja dicoba jika mau, tapi diet ini cukup mahal, jadi siapkan saja uang yang cukup banyak, karena kalau berhenti di tengah jalan seperti saya, rasanya lumayan rugi heehhe. Tapi setelah berhenti diet ini perlu waktu sekitar 2 bulan untuk membuat berat badan saya kembali seperti semula, tetapi akhirnya tetap saja naik sedikit dibanding sebelumnya.
Diet Raw Vegan (plus)
Diet pada dasarnya mirip dengan diet Vegetarian di atas, hanya memakan makanan akan tetapi semua yang dimakan haruslah dalam keadaan mentah. Jadi kita tidak bisa memakan beras, gandum, dan sebagainya, karena kita harus memasaknya lebih dulu menjadi nasi, roti, mie dan lain lain. Sayuran pun hanya boleh sayuran mentah. Jadi yang paling banyak dikonsumsi dalam diet Raw Vegan ini adalah buah buahan. Sedangkan untuk protein, diambil dari kacang-kacangan dan biji bijian. Juga dari sayur-sayuran dan buah yang tinggi lemak seperti durian dan alpukat.
Diet ini lumayan mahal, karena kita harus memakan sayuran dan buah dalam jumlah sangat besar. Sebagai gambaran, untuk satu porsi sarapan, saya harus makan 1/2 buah semangka besar atau 1 buah semangka kecil (bukan satu potong ya?) atau 6-7 buah bisang cavendish (jadi 1 sisir pisang bisa habis dalam 2 hari) Atau 1/2 selada iceberg atau 1 ikat selada hijau plus timun dan tomat dll. Dan itu harus dikunyah, tidak boleh dijus (saya juga mencoba menjus soalnya) karena harus bercampur dengan air liur kita agar perut kita lebih mudah mencernanya. Jadi prosinya besar sekali.
Diet ini cocok untuk saya karena saya memang doyan makan, jadi boleh makan dalam jumlah besar adalah suatu hal yang sangat membahagiakan untuk saya. Dan memang ini adalah diet yang cukup baik, karena energi saya menjadi cukup tinggi, saya tidak mudah lelah. Akan tetapi saya tidak bisa disiplin mencukupi kebutuhan lemak dan protein saya hanya dari sayuran, dan kekurangan protein ini dalam jangka waktu lama ternyata tidak baik untuk saya. Saya menjadi agak lemot dan bengong, dan otot tubuh saya yang kekurangan protein akhirnya menjadi lemas.
Jadi saya agak curang menambahkan plus saya dalam raw vegan ini yaitu saya tetap makan protein hewani, dari ikan, ayam dan telur, tapi saya menghindari daging merah.
Meskipun demikian, akhirnya diet ini berakhir juga, karena makan sayuran dan buah-buahan terus menerus membuat saya bosan, dan kadang saya menginginkan makanan hangat dan itu agak sulit karena buah-buahan dan sayuran mentah jika dihangatkan akan kehilangan enzymnya.
Kesimpulan : Diet ini saya rekomendasikan, tetapi jaga kecukupan proteinnya. Jika anda tidak yakin bisa mendapatkan protein dan lemak yang cukup dari sayuran dan buah mentah, maka cukupkan dengan protein hewani seperti saya.
Diet OCD (intermittent Fasting)
Di Indonesia Diet OCD ini dipopulerkan oleh Deddy Corbuzier. Pada dasarnya kita membatasi jam makan kita hanya sekitar 4-8 jam perhari. Diluar waktu makan itu kita tidak boleh makan seperti puasa, bahkan ngemil pun disarankan agar tidak dilakukan. Kita boleh ngopi atau minum teh asal kalorinya dibawah 50 kalori (tergantung berat badan kita). Plus, seminggu atau dua minggu sekali kita tidak makan selama 24 jam. Dalam diet ini, kita tidak disarankan untuk sarapan pagi. Langsung kepada makan siang dan berhenti setelah 4-8 jam. Pada waktu makan, kita boleh makan apa saja yang kita mau.
Pada saat diet ini, saya makan mulai jam 1 siang dan berhenti jam 7 malam (jadi makan hanya selama 8 jam itu), akan tetapi saya tidak bisa melakukan lebih dari 8 jam dan hampir tidak pernah melakukan yang 24 jam. Dan karena ada kata "boleh makan apa saja yang kita mau" saya makan benar-benar semau-maunya. Padahal prinsipnya adalah, makan yang kita mau, tapi juga jangan lebih dari biasanya.
Kesimpulan : Diet ini boleh juga, tapi sebaiknya menggunakan jam makan kurang dari 6 jam, kalau 8 jam seperti saya, sepertinya berat badan tidak akan turun. Dan juga harus disiplin, saat makan jangan mendadak jadi rakus karena sudah puasa seharian.
Sekarang
Wiiiuuhh... Ternyata panjang juga ya, perjalanan diet saya? Lebih dari setengah umur saya, saya berdiet!
Saat ini saya berhenti segala macam diet, selain karena diet-diet di atas berakhir dengan saya bosan saya juga mulai menyadari, untuk menjadi langsing (baca :kurus) tidak terlalu bagus untuk saya. Buktinya kalau saya kurus muka saya jadi tirus, padahal saya merasa bisa lebih terlihat awet muda kalau saya sedikit chubby (ahem!). Juga orang yang badannya agak berisi seperti saya biasanya kelihatan lebih berwibawa (heheh.. yang ini agak maksa).
Jadi saya menyesuaikan pola makan alias diet saya dengan kebutuhan tubuh saya. Saya mengatur pola makan saya agar bisa sesehat mungkin. Sepertinya pola makan saya adalah gabungan dari hampir semua diet di atas tapi tanpa pil. Saya mulai makan sekitar jam 12 siang. Saya tetap mengonsumsi sayuran dan buah mentah dalam jumlah besar, akan tetapi saya juga mengonsumsi sayuran yang dimasak. Saya sangat menghindari makan nasi, mie, roti, tetapi saya tetap mengonsumsinya 2-3 kali seminggu untuk makan siang atau makan malam dan jumlahnya tidak terlalu besar.
Saya juga tetap makan protein hewani tetapi menghindari makan daging merah dan daging olahan. Tetapi saya tidak membatasi jumlah yang saya makan, saya makan sampai kenyang. Kuncinya untuk saya adalah, sebisa mungkin makan masakan sendiri, agar kita bisa menjaga apa yang kita masukkan ke dalam masakan kita. Dan saya tidak saklek, kalau memang ingin makan di luar yang saya tentukan di atas, saya akan tetap makan, tetapi tidak berlebihan. Dan tentu saja selain makan saya juga berusaha agar cukup aktif bergerak, baik dengan olahraga maupun sekedar bersih-bersih rumah plus menjaga agar saya cukup dalam beristirahat tiap malam, minimal 6 jam per hari.
Saya tidak bisa merekomendasikan gaya makan saya terhadap orang lain, karena setiap orang memiliki reaksi yang unik terhadap setiap jenis diet, apa yang baik untuk saya, belum tentu baik untuk orang lain. Jadi Anda harus menemukan pola makan yang terbaik untuk diri sendiri, dan jangan putus asa dalam mencari meskipun ya, jangan terlalu ngotot juga. heheheh....
Demikian artikel mulai temukan diet terbaik untuk diri anda sendiri, semoga bermanfaat.
Salam sehat dan cantik selalu.
0 Response to "Mulai Temukan Diet Terbaik untuk Diri Anda Sendiri"
Post a Comment